Chapter 1
PAPANDAYAN
Sebuah nama
sebuah cerita
(ngutip
dikit kalimat punya PATRIOT)
Bukan sembarang
nama, tapi satu dari sekian banyak tempat menyenangkan yang pernah ku kunjungi.
Bukan tempat
yang bagus saja, tapi temppat yang bagus buaaangeettt keeeleeeeuussss…
Awal yang baik untuk sebuah pertemanan indah yang telah menghancurkan
kotak arti pertemanan yang aku percaya dan yakini selama ini. Bagaimana tidak,
selama ini hanya #ABS, R.I.N.D.A.M Galau, ARaFaChi, dan FOXIS yang masih intens
jadi teman terbaik, ditambah dengan keluarga baruku barisan penuh tangis dan
tawa MDP 3. Pertemanan yang dimulai dengan perkenalan formal, satu institusi
pada awalnya, punya nasib yang sama mulanya, kemudian mengelompok dengan
sendirinya seiring berjalannya waktu. Tapi yang satu ini beda, beda situasi,
beda kondisi, beda keadaan, beda pokoknya semua beda. Sekelompok orang yang
pada akhirnya menamai dirinya Rempong_Undergroud. Yes, This Us.
Niat pribadi ingin tahu rasanya naik gunung. Menyusun rencana dengan
penuh rasa kekhawatiran tentang cuaca, alergi, takut dimarahi, kesekian kalinya
keluar dari zona nyaman, tapi lebih extream dari kelakuan – kelakuan pembangkangan
yang pernah dilakukan sebelunnya. Namun berangkat dengan plan izin yang sudah
direncanakan dengan matang. Jauh dari rumah membuat ini terasa lebih mudah
terealisasi. Yes, that’s right. Weekend menyenangkan dilewati dengan naik
Gunung 3 hari 1 malam nginep di gunung, 2 malam tidur ga tidur di mobil. Dengan
hadiah besoknya ngantor njareemmm beutttt..
Kenapa perjalanan ini berbeda ? Karena kami ber-7 kumpulan teman
dengan temannya teman (halah….). 4 anak MDP, 1 pegawai BMS, 1 pacarnya salah
satu temen MDP, dan 1 lagi temen kecilnya anak MDP yang punya pacar sekaligus
sahabatnya pacarnya anak MDP (halaahhh… Mbuleettt…). Pastinya bisa kalian
lihat, kumpulan orang yang sebagian mengenal, sebagian lagi tidak mengenal. Dan
bisa kalian bayangkan apa yang terjadi dalam 4 hari.. Let’s check this out..
1st day, Des 4, 2015
Jumat-jumat pulang kantor, setelah segala penantian pelik urusan
kantor, akhirnya tiba hari untuk setidakanya melegakan pikiran. Setelah sempat
rapat beberapa hari sebelumnya dengan segelintir orang. Plus udah siap
ancang-ancang perkenalan lewat grup Whatsapp yang dibuat dengan masih malu-malu
tapi mau. Akhirnya terealisasi juga. Malam sebelumnya 2 orang bertugas
mengambil perlengkapan sewaan. Akhirnya 4 cewek rempong mengepaki barang di
kosan. Berangkat dengan mobil ber 7. Let’s start the Journey Guyss…. Perjalanan
awal sudah diribetkan oleh mobil yang ban ya kemps bung… akhirnya kita muter
muter mencari tempat yg bisa jadi problem solver. Dengan obrolan yang mulai
malu malu kayak kucing ( padahal kucing aja ga malu), dibarengi dengan alunan
lagu yang ceria menemani khayalan ekspektasi akan gunung yang sungguh indah
mahakarya pecipta alam semesta dan seluruh keindahan didalamnya. Setelah itu,
jemput temennya pacarnya anak MDP di pinggir jalan yang sudah kelihatan seperti
arek ilang ( anak hilang ) di pinggir jalan. Then, kita siap berangkat, cuuuzzz…..
Tol panjang yang seperti tak berujung membuat satu persatu mengantuk
dan membiarkan si pak supir yang juga salah satu dari kita ber 7 ditinggalkan
yang lain ke alam bawah sadarnya. Kecuali aku sendiri yang berusaha tetap
bangun demi menemani yg nyetir dengan terus bernyanyi meskipun terkadang
keselier angguk-angguk meskipun mungkin dia tidak berkenan ditemani oleh suara
aneh yang nyanyi jauh dari bangku belakang. Tengah malam kelaparan, alhasil
karena si teman yang jadi supir tahu tempat beli tahu sumedang (maklum orang
Sunda) jadi kita lewat dulu ke pemandangan malam penjual tahu sumedang berjajar
di pinggir jalan. Tentu saja, Karen cowok berdua yang duduk di depan, ya pilih
yang cantik dong penjualnnya. Berhenti sebentar dan beli, and you know, tahu
nya, mantaaabb abiiiesss… very delicious. Jadi ini kenikmatan tahu sumedang di
tengah dinginnya malam yang telah menunjukkan lewat hari.
Semua jadi bangun, suasana menjadi lebih encer dari sebelumnya. Kami yang baru menjadi teman, menjadi sangat menikmati pertemanan ini. 3 pria 4 wanita. Semua menjadi indah setelah ini. See at the next
chapter..Saatnya keluar dari zona yang kita kotakkan sendiri.. Pertemanan bukan kita yang atur tapi takdir, yang hanya perlu kita
terima tanpa harus berpikir harus seperti apa kita bersikap.
Karena pertemanan hidup dengan sendirinya
Dan akan terus hidup dengan baik jika kita mengenal diri sebenarnya
satu sama lain
Bukan hanya berasal dari tempat dimana seharusnya kita berteman
Tapi bisa kita ciptakan sendiri jika kita mau
Cobalah, dan lihat, ada kenangan manis yang terbentuk
Akan ada rasa yang tak biasa…
No comments:
Post a Comment