WHAT TIME IS IT....?????

Friday, January 7, 2011

Mendengar dan Berbicara

Ada beberapa permainan tentang berbicara dan mendengar. Permainan dilakukan secara berpasangan. Pembicara berbicara tentang topic apapun dan pendengar hanya boleh mendengar tanpa boleh memberikan tanggapan atau ekspresi apapun, hanya boleh senyum. Permainan ini terdirt dari 2 jenis, pertama boleh berbicara topic apapun tanpa syarat. Namun yang selanjutnya diminta bercerita tentang apapun, namun tidak boleh menggunakan kata “aku”. Ada sisi menyenangkannya dan juga yang tidak menyenangkan kertika kita berperan sebagai pembicara maupun pendengar. Jika kita menjadi menjadi pembicara, bagi orang yang butuh teman sharing, maka akan sangat baik jika ia mau menceritakannya pada orang lain yang dipercayanya. Dengan bercerita pada orang lain, setidaknya beban bisa sedikit banyak bisa berkurang. Namun akan menjadi kurang baik jika ketika kita sedang berbicara, lawan bicara kita tidak memberikan respon apapun. Serasa kita berbicara pada benda mati. Namun, ada beberapa orang yang hanya minta apa yang ia ceritakan didengarkan saja tanpa harus diberi tanggapan. Ia hanya butuh seseorang mendengarkannya, paling tidak, itu sedikit banyak setidaknya dapat meringankan beban. Sedangkan untuk pendengarnya, kebaikannya adalah ia dilatih kesabarannya untuk terlebih dahulu mempersilahkan orang lain berbicara. Dilatih untuk tidak menyela pembicaraan orang lain. Selain itu, ketika kita menjadi pendengar, kita dilatih untuk bisa menjadi pendengar yang baik.
Komunikasi yang terjadi antar dua orang atau lebih seharusnya terdapat interaksi antara satu dengan yang lain. Ketika pembicara menyampaikan suatu cerita kepada pendengar akan terasa menyenangkan jika pendengar memberikan timbal balik maupun respon. Ini memberikan tanda bagi pembicara bahwa pendengar mengerti apa yang sedang dibicarakan.

Permainan selajutnya membuat origami dengan instruksi salah satu teman kita tanpa melihat si pemberi instruksi hanya mendengarkan. Awalnya kita masih bisa melihat kertas yang kita gunakan untuk membuat origami. Dengan membelakangi intruktor kita mencoba memahami apa yang diinstruksikan. Ini melatih ketajaman pendengaran kita, juga melatih otak kita untuk tanggap dalam menagkap instruksi yang hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Lalu menerapkannya pada kertas yang kita bawa. Setelah setengah perjalanan, mata kita ditutup. Dengan tetap berkonsentrasi kita harus dapat menyelesaikan bentuk origami tersebut dengan tetap mendengarka instruksi. Dengan mata tertutup tentu koordinasi otak kita akan terbagi dengan gerakan otot mata untuk mempertahankannya tetap pada posisi tertutup. Di sini juga dilatih kejujuran kita untuk tetap menutup mata dan menjalanan instruksi sebisanya. Karena jika kita merasa kebingungan bisa bertanya pada teman kita yang memberikan instruksi. Kita harus percaya pada teman kita bahwa kita mampu menyelesaikan permainan ini dengan baik. Tanpa mengalihkan kosentrasi kita terhadap instruksi dari teman kita, origami terselesaikan dengan baik. Selain karena faktor konsentrasi, teman yang memberikan instruksi juga sangat berpengaruh. Jika dia sabar dan telaten menghadapi teman-temannya yang berusaha untuk mengerti apa yang ia instruksikan maka pembuatan origaminya akan selesai dengan cepat.juga diperlukan artikulasi yang jelas agar teman-teman yang mendengarkan tidak kebingungan. Ini melatih krjasama dan kekompakan tim kita untuk dapat menyelesaikan tantangan dengan baik. Karena ada juga kelompok lain yang menyerah karena tak sanggup menyelesaikannya. Kita harus tetap berusaha dan yakinkan pada diri kita bahwa kita bisa. Karena ketika keberhasilan itu datang, akan muncul kebanggaan tersendiri dalam diri kita.

No comments:

Post a Comment