WHAT TIME IS IT....?????

Tuesday, November 30, 2010

TENTANG MENGHARGAI

Menghargai, merupakan suatu kata yang tidak asing lagi bagi kita. Suatu sikap yang dilakukan seseorang terhadap makhluk tuhan yang lain.
Pelajaran mengenai menghargai telah kita dapatkan mulai kita dilahirkan, oleh orang tua kita. Ketika kecil kita diajarkan untuk menghargai apapun yang orang lain beri dengan mengatakan “terima kasih”. Tidak hanya kata itu, tapi untuk menghargainya kita harus menggunakannya dengan baik dan menjaganya.  
Beranjak ke bangku sekolah, setiap guru mengajarkan kita untuk menghargai orang lian ketika ia sedang berbicara, dengan keep silent, dengan tenang mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama apa yang disampaikan kepada kita. Sebagai contoh ketika guru menerangkan di depan kelas, harap didengarkan dengan tenang dan baik. Ketika ada yang ramai ataupun membuat kerusuhan, bahkan jika ada yang menulis-nulis atau menggambar sendiri tidak memperhatikan guru, guru tersebuta akan menegurnya. Menegur bukan semata-mata emosi tanpa sebab, namun suatu bentuk cara mengajarkan bagaimana sikap seseorang menghargai orang lain yang sedang berbicara. Terutama kepada orang yang lebih tua.
Pada sekolah tingkat menengah, kita diajarkan untuk menghargai orang berbicara, dimana orang tersebut masih sebaya dengan kita. Biasanya dalam bentuk diskusi searah dengan teman-temannya sendiri yang memberikan materi di depan kelas kemudian teman-teman yang lain mendengarkan dan bila ada yang kurang jelas dapat mengajukan pertanyaan pada teman yang presentasi di depan kelas. Yang sering terjadi di kelas adalah murid lain yang merasa dirinya tidak memiliki keterkaitan dengan materi yang disampaikan temanya sehingga dia ramai sendiri dengan beberapa teman lain. Ini yang salah. Dia lupa bagaimana menghargai orang lain, karena dilihatnya dia bukan guru yang biasa menerangkan di depan kelas. Oleh guru pada sekolah tingkat menengah seperti ini, mereka akan memperingatkan dan mempersilahkan untuk tenang bagi yang membuat kegaduhan. Misalnya kertika teman lain sedang presentasi di depan kelas, anak yang ramai ditegur oleh guru dan mengatakan, “Jangan ramai sendiri. Hargailah teman kalian yang sedang berbicara di depan yang sudah menyiapkan materi untuk sama-sama kita semua pelajari. Di sini kalian sama-sama belajar, jadi dengarkan. Jika tidak bisa diam keluar.” Biasanya guru berbicara dengan nada sedikit atau tinggi, atau dalam keadaan marah. Ini dilakukannya agar murid dapat mengerti betapa pentingnya mendengarkan orang lain, siapapun dia yang sedang berbicara.
Dari kita kecil telah diajarkan bagaiman a menghargai orang lain. Hingga pada dasarnya kita sudah tahu bagaimana kita menghargai orang lain. Di sekolah tingkat lanjut, yaitu kita sebagai mahasiswa, tentunya sudah mengerti tentang bagaimana harusnya sikap kita ketika orang lain sedang berbicra di depan. Namun terakadang, untuk sebagian orang, semakin tua bukannya semakin mengerti, tapi malah semakin menjadi. Mereka bukannya mendengarkan malah ngerumpi sendiri. Untuk dosen pada umumnya, mereka tidak lagi memperdulikan apakah dia akan terus begitu atau berubah. Dianggap mereka telah mengerti bagaimana harus bersikap ketika menghargai orang lain sedang berbicara. Seharusnya sebagai mahasiswa yang baik kita harus sudah mengerti bagaimana menempatkan dirinya dan bagaimana bersikap serta bagaiman menghargai orang lain. Bagi yang tetap saja tidak mengerti, ia tak seharusnya jadi mahasiswa. Belum pantas jika seseorang dikatakan masiswa tapi sikapnya masih seperti anak sekolahan yang masih labil. Bagi yang baru memasuki jenjang mahasiswa, biasanya dosen masih bersikap seperti guru SMA yang mengingatkan

Rahasia Keberuntungan


Keberuntungan,kata ini sering sekali digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari.  Sesuatu yang dipercaya orang akan menimbulkan efek baik bagi kehidupannya. Sesuatu yang pada dasarnya dimiliki semua orang. Hanya saja porsi keberuntungan setiap orang berbeda-beda. Porsi tersebut berkaitan dengan bagaimana sikap seseorang terhadap “Si Pemberi Keberuntungan”.
Sebagian orang yang hidupnya kurang baik, merasa bahwa hidupnya tidak beruntung. Sudah berusaha sekuat apapun, namun tetap hasilnya pas-pasan. Bahkan kalau kita amatai banyak orang yang berusaha dengan baik namun hasilnya rasanya tidak sesuai. Seperti contoh kegiatan pembelajaran di kelas. Ada anak yang bisa dibilang termasuk pandai, namun bukan paling pandai, bisa membantu teman lain yang kesulitan memahani, aktif dalam pembelajaran. Termasuk dalam golongan siswa yang status dan perilakunya biasa-biasa saja dan baik-baik saja. Namun ketika hasil akhir keluar, orang mungkin tidak akan percaya, dan berkata,”Masa’ sih? Harusnya lebih dari itu. Masa’ kalah sama xxx yang malas dan suka membuat onar.” Ini yang membuat orang bisa merasa bahwa dirinya sangat kurang beruntung. Padahal mungkin saja ada faktor lain. Misalnya ia kurang berdoa. Doa adalah kekuatan terbesar yang merupakan kunci keberhasilan jika diiringi dengan usaha yang sungguh-sungguh. Atau mungkin dia tidak berbakti pada orang tua. Atau mungkin, bukannya dia tidak beruntung, tapi Tuhan punya rencana lain yang lebih baik dari yang ia pikirkan.
Sebagian lagi menganggap atau bahkan kebanyakan darinya dianggap oleh orang lain memiliki keberuntungan yang besar. Contohnya ada seorang teman yang dikatakan oleh teman yang lain bahwa ia memiliki keberuntungan yang besar. Di setiap ujian akhir SD, SMP,dan SMA ia selalu mendapatkan NUN yang baik. Di SD NUN nya mampu menembus SMP terkemuka di kota tempat ia tinggal. Begitu juga nilai ujian akhir SMPnya termasuk dalam 5 besar pemilik NUN tertinggi. Di SMA yang mengejutkan adalah ia mempu menembus seleksi ujian masuk perguruan tinggi negeri terkemuka dengan jurusan bonafit di Indonesia. Padahal sehari-harinnya, ia bisa dibilang murid yang memiliki catatan pelanggaran yang cukup banyak, kemampuan akademik yang biasa-biasa saja. Di kelas lebih sering tidur atau bicara sendiri. Namun nilai ujian akhirnya selalu baik. Tapi hanya pada ujian akhir memasuki sekolah yang jenjangnya lebih tinggi. Nilainya sehari-hari biasa saja dan tidak pernah mendapat rangking yang baik di kelas. Orang lain ketika mengetahui hasil akhirnya berkata,”Masa’ sih? Aku masih tidak percaya. Anak seperti dia bisa mendapat nilai sebagus itu. Pasti keberuntungannya besar nih. ” Kita kutanyakan perihal keberuntungannya, dengan santainya ia menjawab,”Aku juga tidak tahu. Mungkin ini karena doa ibuku yang sangat kuat.” Ternyata setelah diteliti, kuncinya adalah ia sangat berbakti pada orangtuanya dan sangat menyayangi kedua orang tuanya, tidak pernah melawan orang tuanya.
Keberuntungan bisa muncul dalam diri kita jika kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh dengan ketekunan ditambah dengan doa dari diri kita sendiri dan orang-orang terdekat kita. Ketahuilah sesunguhnya semua kehidupan ini sudah diatur oleh Tuhan yang maha mengatur. Tinggal bagaimana kita menyikapi hal-hal yang terjadi. Jika kita menyikapinya dengan pemikiran yang positif maka nantinya hasilnya akan baik pula, baik yang sesuai dengan pemikiran kita atau tidak, sedangkan jika kita menaggapinya dengan pemikiran yang negatif, maka hasilnya akan tidak lebih baik dari yang kita harapkan. Dengan selalu berpikir positif, maka kita akan merasakan bahwa setiap waktu yang kita lewati, hal-hal yang kita lalui adalah keberuntungan yang selalu mengiringi perjalanan hidup kita.

HIDUP MAHASISWA......!!!!


Wahai kalian yang rindu kemenangan, wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahakan jiwa dan raga, untuk negeri tercinta
(Totalitas Perjuangan)
Inilah lagu kebangsaan mahasiswa Indonesia. Lagu yang mampu menggugah semangat juang para mahasiswa untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Pada hakikatanya mahasiswa adalah para pejuang bangsa yang berjuang demi kemajuan negara. Juga sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat. Oleh karena mahasiswa mengemban tugas penting negara, maka setiap mahasiswa wajib mengetahui peran dan fungsinya sebagai mahasiswa. Tidak hanya mengetahui namun juga melaksanakannya dengan semangat kemahasiswaan yang peduli, adaptif, dan partisiptif.
Mengenai peran dan fungsi mahasiswa selalu diberikan pada mahasiswa sejak awal ia masuk dan dinyatakan sebagai mahasiswa. Biasanya diberikan saat Orientasi Kemahasiswaan. Peran dan fungsi mahasiswa antara lain, yang pertama adalah Iron Stock atau regenerasi yaitu mahasiswa memiliki ketahanan dan merupakan harapan Indonesia kedepan. Merupakan generasi baru pengganti generasi lama yang diharapkan mampu merubah negara menjadi lebih baik. Yang kedua adalah Agent of Change  atau agen perubahan yang bertugas mengajuakan perbaikan atas segala sesutu yang kurang baik. Agen yang akan menghubungkan antara pemerintah dan masyarakat. Menyalurakan segala aspirasi masyarakat terhadap sesuatu yang perlu diperbaiki untuk kemudian disampaikan pada pemerintah untuk dibenahi.
Peran dan fungsi mahasiswa yang ketiga adalah Sosial Control. Dalam hal ini dibutuhkan interaksi sosial dengan masyarakat dan terjun langsung ke masyarakat. Ketika masyarakat dihadapkan dalam suatu permasalahan, mahasiswa dengan sigap mengumpulkan data kemudian menganalisisnya hingga mencari solusi yang tepat terhadap masalah yang ada. Dan kemudian mengeluarkan / menyalurkan dan menerapkan solusinya dalam masyarakat. Yang keempat adalah Moral Force. Mahasiswa harus memiliki moral yang baik dan memerangai harapan yang tidak baik. juga wajib memiliki moral yang baik agar dapat menjadi contoh yang baik.prospek utamanya adalah berusaha dan bercita-memperbaiki bangsa.  
Dalam menjalankannya perannya, mahasiswa harus melaksanakan dengan semangat juang tinggi yang tetap perduli, yaitu perduli terhadap segala masalah yang timbul dalam masyarakat dan berusaha untuk memperbaikinya. Perduli terhadap kondisi masyarakat yang kurang baik dan berusaha memperbaikinya. Selanjutanya mahasiswa harus bersifat adaptif, pandai beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitar apapun bentuknya.  Mahasiswa harus pandai-pandai beradaptasi terhadap perubahan yang muncul dalam lingkup masyarakat dan pemerintah. Selain itu, adaptif juga berarti konsisten terhadap tujuannya menjalankan peran dan fungsi mahasiswa. Pada keadaan apapun, dibutuhkan peran dan fungsi mahasiswa yang mampu beradaptasi dengan segala perubahan. Selanjutnya, mahasiswa dalam menjalankan peran dan fungsinya harus prestatif, yaitu mengasilakan hal-hal yang baru yang hasilnya baik dan mampu diterima dengan baik oleh masyarakat.  Menghasikan prestasi-prestasi dalam menjalankan fungsi dan peran mahasiswa yang nantinya akan dijadikan sebagai cotoh bagi mahasiswa lain agar  tetap semangat menjalani fungsi dan perannya sebagai mahasiswa.
Untuk membangun semangat juang mahasiswa yang peduli, adaptif, dan prestatif dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagi mahasiswa diberluakan beberapa hal. Antara lain, harus muncul dalam diri mahasiswa niat bahwa sebagai mahasiswa ia merupakan generasi penerus yang akan bertugas memperbaiki hal-hal yang kurang benar dari bangsa ini. Niat untuk menjalankan segala perannya. Setelah niat dibutuhkan pembuktian atas niatnya dengan mencoba menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mencoba melaksanakan dan menikmati peran sebenarnya dari mahasiswa. Kemudian ketika dalam diri telah matab dan yakin dengan usahanya menjalankan peran dan fungsi mahasiswa ada baiknya kita membantu teman lain yang belum bisa menjalankan perannya dengan baik. menjadikannya dirimu contoh menuju generasi yang lebih baik tidak menjadi kan sebuah masalah. Jika masih ada mahasiswa yang belum memahami tentang peduli, adaptif dan presentatif, hendaknya kita yang tahu membagi ilmunya bagi yang belum mengetahuinya. 
Oleh karena itu, marilah kita sebagai sesama mahasiswa menjalankan apa yang telah menjadi kesepakatan untuk  menjalankan perannya serta fungsi sebagai mahasiswa dengan penuh semangat kemahasiswaan yang peduli, adaptif, dan prestatif serta inspiratif bagi mahasiswa lain. Dan tetap berpegang pada kebesaran Tuhan agar apa yang kita laksanakan diridhoi oleh yang maha kuasa sehingga tujuan kita menjadi mahasiswa yang dengan penuh semangat melaksanankan peran dan fungsinya sebagai mahasiswa.
Hidup Mahasiswa.....!!!
Hidup Indonesia......!!!